pentingnya pembelajaran musik sejak dini

Musik merupakan salah satu demensi pengembangan satu dimensi pengembangan kreativitas yang merupakan intisari dari pengembangan musik di sekolah dasar, khususnya diarahkan pada kreativitas estetis. Kemampian musik mengungkapkan dirinya melalui musik lebih diperhatikan dibanding penekanan penguasaan kajian musikal. Kepekaan musik atau tumbuhnya sense of music merupakan dambaan pembelajaran ini, sehingga anak tumbuh menjadi manusia yang luwes, berani, terampil, mandiri dan kreatif.
Pengajaran musik di sekolah dasar merupakan salah satu komponen pengajaran yang secara terintegrasi mendukung tercapainya pengembangan pribadi manusia Indonesia seutuhnya. Misi ini menuntut perancang pembelajaran untuk mampu menentukan tujuan pembelajaran secara menyeluruhmaupun secara rinci setiap aspek pengajaran musik anak sekolah dasar. Tujuan umum digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran secara umum, sedang tujuan khusus digunakan sebagai petunjuk pelaksanaan teknis masing-masing aspek, sehingga secara kurikuler memberikan sumbangan tercapainya tujuan institusional.
Rumusan tujuan pembelajaran music di sekolah dasar dapat dirumuskan untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang dimiliki murid melalui pengalaman dan penghayatan musik.
Tujuan pengajaran musik tersusun dalam bentuk kerja-kerja transakional yang dikemas dalam pengalaman musik praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pengemasan secara praktis ini tentunya tetap mengacu pada tujuan umum pengajaran musik, antara lai:
1. Murid memiliki pengetahuan tentang irama, merasakan irama melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak irama, membuat pola-pola irama sederhana, dan membaca notasi pola irama dengan benar.
2. Murid memiliki pengetahuan tentang melodi, merasakan melodi melalui pengalaman musik dan penghayatan musik. Mempunyai bayangan penginderaan gerak melodi (bayangan nada), membuat pola-pola melodi sederhana dan membaca notasi melodi dengan benar.
3. Murid memiliki pengetahuan tentang harmoni, merasakan harmoni melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak harmoni, mengiringi lagu-lagu sederhana dengan alat musik harmoni secara benar.
4. Murid memiliki pengetahuan tentang bentuk/ struktur lagu, merasakan bentuk lagu melalui pengalaman dan penghayatan musik. Mempunyai bayangan penginderaan bentuk/ struktur lagu dan mengarang lagu sederhana.
5. Murid memiliki pengetahuan tentang ekspresi, merasakan ekspresi melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan macam-macam tingkat ekspresi, menyanyikan atau memainkan lagu dengan tingkat ekspresi yang tinggi.
Pembelajaran musik disekolah dasar diberikan secara bertahap menurut tingkat perkembangan anak. Tujuan pembelajaran umum dan rincianya dalam TPK yang diharapkan dapat dirumuskan dalam bentuk trasaksional praktis, masing-masing diurutkan dalam suatu urutan yang logis dan berkesinambungan dan terus menerus.perlu diperhatikan pengajaran unsur musik pada dasarnya tidak dapat dipelajari secara terpisah-pisah atau satu persatu, sebab unsur musik secara integral telah menjadi satu dalam suatu komposisi.
Pembelajaran musik selalu memperhatikan bagian-bagian dari semua unsur musik, hal ini disebabkan bahwa setiap lagu atau komposisi musik yang digunakan sebagai model atau media pembelajaran terbentuk dari unsur-unsur musik yang esensial sebagai kesatuan musik. Pelaksanaan pembelajaran selalu memperhatikan pertambahan kemampuan, perkembangan sikap estetis, dan ketrampilan musik secara gradual menurut tata urutan yang logis dengan memperhatikan kesenangan dan keterpaduan dengan kehidupan anak sehari-hari.
Lagu model merupakan lagu yang dipilih dan paling bamyak mengandung unsur-unsur musik yang akan dikembangkan pada anak. Pemilihan lagu model hendaknya disesuaikan dengan pilihan anak, artinya lagu hendaknya bukan lagu yang asing, sebab akan menyita waktu untuk mempelajari lagu itu terlebih dahulu. Kecuali kalau guru memang harus mengajarkan lagu baru, dapat dilakukan dengan menguasai syair lagu secara tepat barulah pengenalan melodi (bayangan nada) lagu bersangkutan.
Pengajaran musik lebih menekankan terlebih dahulu rasa irama, rasa nada (bayangan nada) untuk bernyanyi dengan tingggi rendah nada secara tepat dan denyutan-denyutan pulsa secara benar. Lagu model diajarkan melalui mendengarkan music, menirukan akhirnya anak akan hafal secara alamiah. Lagu model tidak diajarkan dengan membaca musik terlebih dahulu, hal ini dengan pertimbangan belajar harus dimulai dengan hal yang mudah ke yang sulit, sederhana ke konplek, disenangi ke yang kurang senang, mudah ke rumit dan sebagainya.
Contoh tujuan pembelajaran:
1. Murid dapat menyanyikan lagu dengan nada yang tepat.
Tujuan tersebut mengamanatkan penekanan pembelajaran pada kemampuan murid untuk menyanyikan (psikomotor) lagu secara benar terlebih dahulu.
2. Murid dapat bertepuk menurut pulsa sambil menyanyikan lagu model “cicak-cicak di dinding”.
Tujuan ini juga menekankan pada kemampuan anak mengembangkan ketrampilan gerak dan rasa irama”.
3. Murid dapat bertepuk menurut ayunan birama dua sambil menyanyikan lagu model yang sudah dikuasai.
Tujuan ini menekankan kemampuan pertepuk dengan memperhatikan tekanan pada interval berat.
4. Murid dapat bertepuk menurut ayunan birama tiga sambil menyanyikan lagu model Amelia.
5. Murid dapat bertepuk menurut ayunan birama empat sambil menyanyikan lagu model Selamat Ulang Tahun.
6. Murid dapat menentukan birama lagu yang didengar .
Tujuan keenam ini dirancang agar murid akhirnya memiliki rasa irama dengan memperbandingkan berbagai tekanan pada berbagai lagudengan birama berbeda. Tujuan ini dapat tercapai jika anak memangtelah dikembangkan rasa iramanya.
7. Murid menyatakan dinamik lagu.
Tujuan ini sudah mengarah ke apresiasi anak pada lagu-lagu tertentu.

B. MURID SEBAGAI SUBJEK BALAJAR
Dalam proses belajar, pembelajaran akan berlangsung jika terdapat interaksi yang baik antara guru dan murid. Murid berasal dari berbagai latar belakang keluarga, masyarakat, terutama perbedaan individual yang sangat unik. Interaksi terjadi jika guru mampu mengenal,memahami menerima anak apa adanya dan bertindak sesuai dengan keadaan masing-masing individu anak.
Anak yang berada pada lingkungan klasikal, akan mudah lebih tumbuh rasa musiknya dibanding anak yang tinggal pada masyarakat atau keluarga yang awam. Hal ini terjadi pengalaman anak telah teridentifikasi dan kadang terinternalisasi dalam dirinya, sehingga akan mempengarui sikap dan perilakunya. Pengalaman mendengar, meniru akan memberikan kemampuan pada anak dalam bernyanyi. Pembelajaran yang dimulai dengan bernyanyi menimbulkan rasa senang anak dan segera diikutinya.

C. GURU SEBAGAI FASILITATOR
Dalam pelaksanaan pembelajaran musik disekolah dasar dengan baik, guru paling tidak harus memiliki pengetahuan bagaimana membelajarkan musik pada anak SD, memiliki rasa suka pada musik, kemauan untuk mengajarkan pada anak, pemahaman bahwa pembelajaran musik mengutamakan tumbuhnya rasa musik, meliputi : rasa irama, rasa nada, harmonisasi, kesukaan , penghayatan musik.
Musik bukan pengetahuan yang bersifat ingatan walaupun tidak berarti tidak memerlukan pengetahuan, tetapi lebih pada pengembangan ketrampilan dan tumbuhnya rasa mengutamakan keterampilan dan tumbuhnya ras, konsekuensinya guru harus berorientasi praktis, artinya memberikan kesempatan pada anak untuk belajar secara nyata, langsung, dan bermakna yang dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan rasa suka tanpa paksaan.
Untuk mewujudkan interaksi belajar musik yang memberi pengalaman, keterampilan, dan tumbuh rasa musik, persyaratan yang harus dimiliki seorang guru sekolah dasar adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam musik, sehingga tidak mengalami hambatan pemahaman materi musik yang diajarkan.
2. Memiliki pengetahuan dan pandangan tentang sifat dan hakikat musik, sifat dan hakikat proses belajar musik, serta sifat dan hakikat pembelajaran musik.
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan bernyanyi dengan menggunakan teknik bernyanyi yang benar.
4. Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memainkan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran musik.
5. Memiliki pengetahuan dan kemampuan menggunakan berbagai macam metode penyajian dalam penyajian musik.
6. Pengetahuan mengadakan tes prasyarat agar diketahui secara pasti dari manakah pembelajaran musik dimulai.
7. Pengetahuan dan kemampuan memilih lagu atau komposisi model yang digunakan untuk mengajar, disamping kemauan untuk menerima berbagai masukan dari murid, guru juga harus memiliki kemampuan memilih lagu model yang berisi unsur-unsur musik yang akan diajarkan.
8. Pengetahuan dan kemampuan memilih serta menggunakan sarana dan media untuk mengajar musik. Guru dapat memanfaatkan berbagai media, misalnya: buku-buku, gambar-gambar, kaset, radio, televisi dalam pembelajaran musik.
9. Kemampuan menyampaikan bahan pembelajaran melalui pengalaman musik.
10. Memilih strategi pembelajaran yang sesuai kondisi kelas.
11. Pengetahuan dan kemauan evaluasi belajar anak.
D. SARANA DAN MEDIA MUSIK
Belajar musik melalui pengalaman musik memerlukan alat musik aktif. Alat musik aktif berupa alat-alat musik yang dapat dimainkan, sedangkan alat musik pasif, misalnya: tape recorder, VCD. Alat musik pasif efektif untuk pengembangan rasa tetapi kurang tepat untuk pengembangan keterampilan, maka praktek langsung berbagai kegiatan pengalaman musik sangat mutlak, misalnya: bergerak sesuai gerak musik, bernyanyi, menulis, membaca, bermain musik, improvisasi, dan kreativitas.
Untuk membahas unsur irama perlu disiapkan alat musik perkusi, misalnya: tamburin, kastanyet, triangel, ringbel, tenor, drum atau bas drum. Jika tidak tersedia guru bersama murid dapat membuatnya sendiri, jika tetap tidak memungkinkan dapat digunakan berbagi benda sekitar, misalnya: meja, batu, dan organ tubuh.
Unsur melodi perlu disediakan alat musik melodi, misalnya: glockenspiel, pianika, recorde, seruling, dilengkapi garpu tala. Alat-alat ini dapat untuk visualisasi interval nada dari suatu lagu yang dinyanyikan.
Pembahasan unsur harmoni disamping memanfaatkan harmoni suara manusia melalui paduan suara, akor, kadens, tekstur, memerlukan berbagai alat musik harmoni misalnya: gitar, organ, piano, kulintang dan sebagainya.
Kegiatan mendengarkan musik perlu disediakan kaset-kaset yang berisi komposisi musik terpilih, kaset-kaset kosong untuk praktek, dan tape recorder. Jika memungkinkan VCD agar apresiasi musik anak semakin tinggi. Disamping itu perlu disediakan buku-buku, misalnya: buku notasi balok, chart-chart pola irama, pola melodi, dan harmoni.
E. MATERI MUSIK
Pembelajaran musik adalah pembelajaran tentang kemampuan bermusik dengan didasarkan pada fundasi rasa bermusik ( sense of music ). Rasa bermusik ditandai dengan tumbuhnya rasa irama, bayangan nada, dan rasa harmoni. Pengembangan kemampuan bermusik harus diawali dengan pemahaman makna dan ciri unsur-unsur musik yang membentuk lagu atau komposisi. Penyampaian kajian unsur-unsur musik hendaknya dilakukan melalui pengalaman musik, sehingga kajian musik menjadi praktis dan mudah dalam pemahamannya.
Unsur musik yang dikembangkan antara lain: dasar teknik bernyanyi, irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu, serta ekspres. Kegiatan pengkajian unsur musik ini pada dasarnya tidak dapat dipisahkan satu unsur dengan unsur yang lainnya. Penyajian dilakukan dengan menggunakan suatu komposisi kemudian dianalisis unsur-unsur musik yang ada didalamnya, sehingga hampir seluruh unsur musik ada, hanya saja tidak seluruhnya. Penekanan pada suatu unsur musik dapat dikembangkan dengan ketepatan pemilihan lagu model.
Unsur-unsur musik disajikan dengan menganut kurikulum spiral, artinya: bahwa dalam kajiannya dilakukan dengan cara berlapis berualang. Kajian yang telah dikuasai diulang dan ditambah dengan kajian yang memiliki gradasi kesulitan lebih. Konsekuensinya pemilihan lagu model juga disuaikan dengan tingkat kesulitan dari unsur musik yang menjadi penekanan. Untuk itu disamping penggunaan lagu model, murid juga perlu dikembangkan apresiasi terhadap lagu-lagu model yang akan digunakan sebagai bahan kajian, sehingga lagu model menjadi tidak asing bagi anak.
F. METODE PEMBALAJARAN MUSIK
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan belajar musik agar mencapai tujuan pembelajaran musik, yaitu tumbuhnya rasa musik dan pada akhirnya tumbuhlah kreatifitas estetis anak sebagai media ungkap ekspresi. Pembelajaran dilaksanakan dengan penekanan pengalaman musik agar anak secara urut memiliki pengetahuan, pemahaman dan apresiasi musik, keterampilan musik, dan pada akhirnya tumbuhlah kreativitas estetis.
Pengalaman musik dimanfaatkan untuk memupuk pengetahuan, apresiasi, sekaligus mengembangkan keterampilan.
Dibawah ini terdapat beberapa pendapat tentang metode pembelajaran music yaitu sebagai berikut :
1. Dalcrose (1865-1950) menyatakan pembelajaran teori musik harus diberikan melalui musik itu sendiri, sehingga anak-anak mendengar alunan musik tersebut, menghayati apa yang dinamakan tangga nada, interval, dan akornya. Selanjutnya dikatakan bahwa irama merupakan unsur yang paling dasar yang dapat mempengaruhi seluruh jaringan otot, syaraf bahkan seluruh organ tubuh manusia.
2. Frigyas Sandor (1975) mengatakan bernyanyi dan latihan gerak tubuh sangat berhubungan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf, serta dapat pula memberikan latihan terhadap tenggorok dan kerongkongan.
3. Leonard dan House (1972) menyatakan metode pengajaran musik yang digunakan haruslah selalu dihubungkan dengan musik itu sendiri sebagai seni ekspresi. Pengajaran teknik, notasi, sejarah atau teori di luar hubungan musik dan ekspresi tidak dapat dibenarkan. Metode pengajaran musik yang terbaik adalah metode yang melibatkan murid-murid dengan pengalaman yang bermakna.
4. Greenberg (1979) mengatakan bahwa pengalaman musik dapat mengembangkan kemampuan anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui bunyi, alat musik, suaranya sendiri dan melalui gerak tubuhnya sendiri.
5. Curwen (1816-1880) menekankan bahwa dalam pelajaran musik yang dibayangkan anak-anak adalah bunyinya bukan notasinya dan dalam kegiatan belajar mengajar haruslah diciptakan situasi yang menyenangkan bagi anak.
6. Brocklehurst (1974) mengemukakan bahwa ingatan bayangan nada adalah salah satu dari hal-hal yang sangat penting dalam kemampuan bermusik, baik yang menyangkut kreativitas, penyajian maupun dalam mendengarkan musik. Mempelajari lagu melalui mendengarkan lagu-lagu yang sudah dikenal adalah metode yang dapat mengembangkan kemampuan mengingat bayangan nada. Memberikan dikte dalam bentuk menuliskan lagu-lagu yang sudah dikenal juga sangat bermanfaat untuk mengingat bayangan nada.
7. O’brien (1983) mengemukakan bahwa berdasarkan teori Piaget dan Bruner tentang tahap berpikir anak telah menyimpulkan bagaimana seharusnya memberikan pengajaran musik sebagai berikut:
a. Cara belajar yang terbaik bagi anak seharusnya melalui pengalaman musik, dan pengalaman tersebut harus bermacam-macam sebagai perkembangan mental yang disebut “pembentukan konsep”. Konsep tersebut sebagai dasar menarik kesimpulan dalam cara melambangkannya dengan notasi musik.
b. Anak mempunyai tahap perkembangan yang perlu diperhatikan dan disesuaikan dalam pelaksanaan kelas musik. Anak kecil dapat menguasai otot besar tetapi tidak untuk otot kecil.
c. Anak memiliki kebutuhan dan emosi yang berbada, mereka masih memiliki egosentris, mungkin belum dapat menikmati kegiatan musik bersama-sama, sedang anak besar lebih suka pengembangan musik ansambel yang dilakukan bersama-sama.
d. Pengajaran musik yang ideal menggunakan unsur-unsur musik yang terdapat dalam lagu model untuk pengalaman musik, irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu serta ekspresi dan selanjutnya dianalisis hingga memperoleh kesimpulan pada tingkat berpikir abstrak, melambangkan dan menuliskan notasinya. Pola yang dapat digunakan adalah pengalaman, pengkategorian, perlambangan, dan penulisan.



Dipublikasikan oleh: Wachyu Yuliyanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komen dong....